Selasa, 22 September 2015

Sosialisasi Pembentukan Forum Tangguh Bencana

Sesuai surat undangan Nomor: 005/72/436.10.8/2015 tertanggal 22 September 2005 dikeluarkan oleh Kelurahan Gundih perihal Sosialisasi / Pembentukan Forum Kelurahan Tangguh Bencana.
Hasil yang dicapai :
Ketua                  : ANDI PRASETYO
Wakil Ketua        : RUDI CAHYONO
Sekretaris            : SUPRIYADI
Wakil Sekretaris  : ABDUL AZIS
Bendahara           : MF. TAMZIZ

Koordinator Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan :
Koordinator Bidang Kedaruratan  :
koordinator Bidang Logistik  :
Koordinator BidangbKesehatan dan Rekontruksi  :
Koordinator bidang Humas dan Advokasi  :

SOSIALISASI PEMBENTUKAN KELURAHAN TANGGUH BENCANA TAHUN 2015 DI KOTA SURABAYA

Masyarakat yang berada di desa/kelurahan adalah penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai pelaku langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. Banyak pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat. Banyak juga pihak lain yang bekerja bersama masyarakat. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan semua yang dimiliki, masyarakat desa/kelurahan perlu membuat mereka tangguh terhadap dampak bencana, sehingga risiko korban jiwa, kerugian harta, dan lain lain akan bisa diperkecil dan bahkan dihindari. Masyarakat yang tangguh bencana (disaster-resilient community) ialah masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi. Mereka juga mampu mengelola dan menjaga stuktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Dan kalau terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali (John Twigg, 2009).
Sebagai salah satu upaya untuk membangun masyarakat tangguh, BNPB melalui BPBD Provinsi Jawa Timur memiliki program pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Pelaksanaan program ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penguatan dan pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa/kelurahan yang sudah dilaksanakan oleh kementerian / lembaga, organisasi internasional, dan organisasi nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan kapasitas (salah satu elemen dalam sistem nasional penanggulangan bencana) untuk masyarakat di desa/kelurahan.
Pengembangan Kelurahan Tangguh di Surabaya Tahun 2015 ini terfokus pada 5 kelurahan di Kel. Gundih Kec. Bubutan, Kel. Lontar kec. Sambikereb, Kel. Jambangan Kec. Jambangan, Kel. Rungkut Mananggal Kec. Gunung Anyar dan Kel. Sidotopo kec. Semampir, sebelumnya tahun 2014 sudah terbentuk 5 Kelurahan dan selanjunya setiap tahun dibentuk 5 Kelurahan.
Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ini bertujuan untuk :
1.         Mendorong terwujudnya masyarakat desa/kelurahan tangguh dalam menghadapi bencana lebih terarah, terpadu, terencana dan terkoordinasi;
2.        Mendorong sinergi untuk saling melengkapi dengan seluruh program yang ada di desa/kelurahan yang dilaksanakan oleh Kementerian / Lembaga Organisasi-Organisasi Non-Pemerintah lainnya termasuk sektor swasta.
Pada kegiatan ini peserta juga diberikan penjelasan mengenai program pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana serta beberapa sesi penjelasan dan diskusi yang mencakup pembahasan :
1.         Peta Ancaman Bencana
2.        Peta dan Analisis Kerentanan
3.        Peta dan Penilaian Kapasitas
4.        Draft Rencana Penanggulangan Bencana
5.        Draft Rencana Aksi Komunitas untuk Pengurangan Risiko Bencana
6.        Relawan Penanggulangan Bencana (Termasuk Forum Pengurangan Risiko Bencana)
7.        Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat
8.       Rencana Kontinjensi (Termasuk Evakuasi)
9.        Pola Ketahanan Ekonomi
Kedua desa memberikan apresiasi dan perhatian yang tinggi terhadap kegiatan ini, hal ini tercermin dari antusias peserta kegiatan yang berperan aktif dalam diskusi-diskusi menyangkut apa saja yang harus mereka perbuat terhadap desa mereka sehingga bisa menjadi salah satu desa yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Hal  yang ingin dicapai dari pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana ini adalah masyarakat memiliki kesiapan untuk menghadapi bencana dan kemampuan untuk mengurangi risiko, serta memiliki ketahanan dan kekuatan untuk membangun kembali kehidupannya setelah terkena dampak bencana